Senin, 10 Maret 2014

Kamis, 06 Maret 2014

Ciat ciat ciat 2

Ngelanjutin foto-foto yuk

Deasy Faradila
ini si neng profesor, kalo masalah pelajar tinggal tanya aja kedia ni. entah lalu mboknya ngidam apa waktu ngandung si profesor sampe-sampe pinternya ga ketulungan hahahah


Ria Faradiba
Ria oh iya ane pernah musuhan sama ni cewek ceritanya gini kita lagi main kartu terus dia kalah mulu terus ane nyanyin lagunya kang hercules yang astuti itu eh dianya malah marah sampe 3mingguan dia gak negor ane.nanti pas dzikir bersama dianya minta maaf. tapi aslinya dia ini orangnya baik kok.

Tisya noverta

Tiva mungkin itu nama panggilanya, yap baru aja kenal ama ini cewek, kenalnya pun lewat twitter terus lanjut ke ask.fm haaha. oh iya ini suka ama tentara nah itu dia yang bikin ane niat masukin namanya diblog ane. untuk tiva cuman ini soalnya belum terlalu kenal hahaha :D

Siti hajar Fitryani

Hajar begitu sy memanggilnya haha, si cempreng ini pernah menjadi apaaa hayooo..... ?! :D, dia ini orang baikbaik sekali. tukang teriak teriak ga jelas mungkin dia lagi belajar vocal scream band metal begitu. cuman ini yg ane tulis tentang hajar.


Nur Risky Utami
Mbak nur mimpinya pengen kekorea tepatnya ke seoul biar bisa ketemu artis korea terus minta foto terus pulang deh keindonesia lagi, mimpi bagus sih tapi aneh -,- oh iya dia penikmat drama korea.

Ni made yesika
Made orang parigi, punya mantan yg namnya purna terus nama fbnya purna : purna apalah itu, oh iya dia bendahara kelas loh kalo masalah tagih menagih dia nomer satu, setiap hari dia selalu jadi bahan ejekan para the geng berandalan :iwan,roslan,gun,termasuk ane juga sih hahah . tapi itu cuman bercanda aja sih 



Senin, 03 Februari 2014

ciat ciat ciat




Cuman mau share foto cewek yang ********* di**** hahah :

·         MEGA HARTINA


Mega cewek cantik yang baik banget, sumpah dari pertama ketemu gue udah mulai suka sama nih cewek, tapi sayang udah punya cowok dia, cerita dikit yo pernah waktu itu dia udah putus dengan cowoknya pas mau deketin eh malah temen deket gw yg nyoropot duluan. pes apes .sebenarnya masih banyak sekali yang sy mau ceritakan tentang mega tapi...

·         Mentari Dinda Pratiwi (riri)


Kalo ini si riri dia lucu cantik yah bolehlah cantik, cuman ini soalnya udah mulai kurang akrab ama dia


·         Bella Pratiwi (bellpan)


Bella luco nih orang kayak rada sakit gitu hahaha becanda, cantik lumayanlah.


·         Laras chikita


Laras chikita ini cewek bisa dikatakan anarkis,agresif, ini cewek gue juga suka tapi itu dulu waktu kelas 1 SMA

·         Ayati murti ningrum


Aya nih cewe CENGENG semprul yg pernah temenan ama gue, tapi asik juga temenan sama dia
 tapi macam setiap hari bertengkar sama ini anak -__-

widya widyana
cempreng itu satu kata pembukanya, yap nih cewek suara kayak knalpot vespa yang pecah. tapi widy tetep cantik dengan suaranya yg khas itu hahaha. dia cantik,imut,lucu,aneh,kadang buat sakit hati kalo dia bicara ceplas ceplos tapi aslinya dia baik.


yhana yulfiana
nih dia cewek cakep juga tapi menurut mata gw ya taulah menurut orang lain, dia cantik,aneh super aneh gila bisa jadi, kenapa gw bilang aneh yg pertama dari cara jalanya dia jalan patatnya itu loh ckckckc udah kayak pantat bebek aja kira kanan kiri kanan kayak sengaja dibikin gitu hahaha


Haryanti

yang ini lahir dimalaysia katanya gitu sih, dia lumayan lah tapi tau juga kenapa gw bisa ada rasa sama nih cewek. gw cerita dikit nih cewe udah bohongin gw cuy katanya dia udah punya pacar eh ternyata belom padahal baru mau PDKT ama dia, tragis yaah


Fiany risky kunoli
Fiany alias saripah alias nur alias apalah kayak teroris aja banyak nama panggilannya, fiany dengan perawakan yang cantik yeap,baik kadang-kadang hahahaha






Rabu, 15 Januari 2014

Aku dan Dia (cerpen bagian 2)
Sinar matahari pagi membuyarkan mimpiku, menerobos di celah gorden, menembus pekatnya kamar yang tak pernah rapi. Dinginnya pagi di kota kembang sungguh menusuk kalbu, sangat berbanding terbalik dengan kota asalku. Kulihat jam dinding, tak kusangka jarum pendek berada pada angka 9, jarum panjang pada angka 12 tepat dan jarum satunya lg terus saja berputar tak peduli apapun yg terjadi. Terlambat lg aku pergi ke kampus. Sebenarnya jarak dari tempat kost ke kampus tidak terlalu jauh hanya sekitar 15 menit, hanya saja banyak rintangan yg harus dilalui di jalan sana. Kemacetan menjadi teman setia di kota ini, belum lagi padatnya kendaraan dan angkutan umum yang menambah parah keadaan. Setelah siap menuju kampus segera ku tancap gas motorku, 'si merah' yang  setia menemaniku sejak masih duduk di bangku SMP.

      Total waktu terlambatku 45 menit, ku percepat langkahku menuju kelas. Di depan kelas kulihat Luna berdiri, gadis yg cantik dan manis, aku cukup dekat mengenalnya.

'kenapa gak masuk?', tanyaku pada Luna.
'nunggu teman supaya masuknya bareng', jawab Luna.
'ya sudah ayo masuk', ajakku.

     Kulihat dari jendela, dosen sedang asik memberikan materi. Aku dan Luna pun memberanikan diri masuk kelas.

'Permisi pak', sapaku dan Luna kepada dosen pengajar.
'ya silahkan', jawab sang dosen.

     Ketika aku hendak menuju kursi kosong, dosen berkata,

'yang  terlambat tolong di tutup pintunya..'.

     Langsung ku tutup pintu itu.

'..tapi dari luar, dan yang terlambat satunya lagi  tolong temani temanmu itu menutup pintu diluar'.

     Sungguh halus cara dosen itu mengusirku dari kelas, perlu ku tiru jika kelak aku menjadi dosen. Akhirnya aku dan Luna terpaksa menghabiskan materi pertama di kantin.

     Tidak terasa matahari mulai codong ke ufuk barat, dan kuliah hari ini pun selesai. Aku sengaja tidak langsung pulang ke tempat kost, kuhabiskan sisa waktu menyendiri di taman kampus.

'hei! Kenapa melamun?', teguran Luna membuyarkan lamunanku.

'Pasti ngelamun jorok!', tambahnya disela dengan tawa.

'enak saja! Hanya sedang ingat sahabat di masa lalu', jawabku.

'ohh pasti sedang ingat Rian yah?', Luna berusaha menebak lamunanku. Aku memang pernah bercerita tentang Rian kepada Luna.

'pulang yuk', Luna mengajakku pulang.
'baiklah tapi  tanggung 1 batang lagi, jawabku.

Setelah iblis putih batang terakhir kuhisap, kami pun pulang. Kami memang sering pulang bersama karena kost an ku satu arah dengan rumahnya. Sesampainya di rumah Luna, ia mengajakku mampir, namun karena penat yang  membelenggu jiwaku seharian ini aku pun memutuskan untuk  langsung pulang.

        Lelah rasanya hari ini, usai pulang kuliah aku hanya berbaring di kasur. Tak terasa adzan isya berkumandang, ternyata lagi-lagi 5 waktu kulewatkan begitu saja. Akhir-akhir ini kejenuhan menghinggapiku, aku merasa kehilangan hari-hari, jati diri sepertinya pergi, bayangan yang dulu selalu menemani saat gelap kini telah tiada. Besok tidak ada kuliah, kuputuskan untuk istirahat di rumah menemukan kembali semangat mahasiswa baru kuliah. Tapi ada pesan singkat masuk ke ponsel ku, ternyata dari Luna. Ia mengajakku menemaninya mencari buku lama karangan Soe Hok Gie 'Catatan Seorang Demonstran' dan 'Lentera Merah'. Sungguh buku yang  tidak mungkin dibeli di toko buku-buku baru. Akhirnya aku menyetujui ajakan Luna, kuhapuskan niatku menyendiri di kamar seharian penuh esok hari.
Fajar menyingsing, tawa sang mentari memberikan corak pelangi pada butiran embun yg terkontamisi seiring jaman. Ku bergegas menuju rumah Luna.

'maaf terlambat, lupa pasang alarm', alasanku pada Luna.
'tak apa, memang kamu sudah biasa terlambat', jawab Luna mengejekku.

        Seharian penuh kami mencari buku  itu, dan akhirnya hanya buku 'Catatan Seorang      demostran' yang berhasil di temukan. Surya mulai tenggelam, langit biru mulai memasuki senja. Ku ajak Luna makan malam di lesehan simpang jalan, malu rasanya mengajaknya makan malam di tempat seperti ini, namun bagaimana lagi inilah yang aku bisa sekarang.
 'maaf yah makan malamnya di tempat seperti ini', kataku pada Luna.
'tak apa, lebih enak begini sambil menikmati pemandangan kehidupan jalanan', jawab Luna.

        Sebenarnya sudah lama aku menaruh perasaan pada Luna, entah perasaan cinta atau hanya suka karena rasa simpatiknya padaku. Namun aku melihat keadaan, aku hanya mahasiswa urakan yang  hidup apa adanya. Sedangkan Luna adalah anak seorang pejabat di pemerintahan. Tak mungkin aku bisa menghabiskan sisa hidupku bersama Luna, walau sebenarnya hati nuraniku tak bisa di ajak bohong untuk berharap.

       Selesai makan malam ku antar Luna pulang. Di depan rumahnya terparkir mobil sport mewah berwarna hitam dengan lambang kuda jingkrak, terlihat kedua orang tua Luna sedang berbincang-bincang di teras depan dengan seorang lelaki berpakaian rapih, tampaknya anak baik-baik dari keluarga kerajaan, entah kerajaan mana. Cukup merasa tersingkir aku saat itu, aku hanya bermodal motor bobrok yang prestasinya adalah bebas tilang dan lolos dari razia aparat kepolisian.

'siapa itu?', tanyaku pada Luna.
'anak temannya papa', jawab Luna.

      Dengan sedikit basa basi aku langsung pulang. Tatapan orang tua Luna seakan mengatakan 'sampah masyarakat dilarang masuk!'.

      Cukup lelah aku hari ini, sesampai di kamar langsung ku rebahkan tubuhku memasuki alam mimpi. Sinar matahari akhirnya membangunkanku. Hari sudah siang, tak ada semangat kuliah hari ini. Banyak pesan dan panggilan tak terjawab dari Luna di ponselku, menanyakan dimana
Seharian penuh aku merenung, menikmati hembusan nafas di tengah kepulan asap. Mulai terpikir di benakku, mungkin penat yang hinggap selama ini tentang perasaanku pada Luna. Aku berniat mengutarakannya, aku tak perlu jawaban, yang  ku ingin hanya jiwa ini tenang. Namun rasanya sulit, sudah lama aku tak mengutarakan perasaan kepada wanita karena aku sulit untuk  jatuh cinta, entah kelainan atau kebodohan semata. Akhirnya ku hubungi Luna, ku ajak makan malam diluar. Ku jemput Luna di kampus dan kami langsung menuju tempat makan kemarin.

'katanya ada yg ingin dibicarakan?', Luna membuka obrolan.
'iah, tapi  bingung harus mulai darimana?', jawabku.
'memangnya tentang apa?', tanya Luna.
'tentang cinta', jawabku singkat.
'Luna, sebenarnya...

       Tak sanggup rasanya lidah ini merangkai kata. Namun akhirnya kubiarkan kata-kata mengalir dengan sendirinya dari hatiku. Ku ungkapkan semua perasaanku pada Luna. Tapi aku sadar keadaanku, alasanku hanya mampu memendam perasaan ini. Kuceritakan semua masa lalu kelam yang  pernah ku alami, menjadi seorang pesakitan (pemakai narkoba), pemabuk, berandalan, dan lain-lain yg merusak generasi bangsa. Dan Luna menjawab. .

'aku juga cinta padamu, aku tidak melihatmu dari satu sisi. Aku melihatmu dari sisi aku merasa nyaman bersamamu'.
'tapi aku tidak pantas untuk mu, apa kata orang tuamu nanti anak gadisnya berpacaran bahkan kalau jodoh menikah dengan orang sepertiku?', jawabku.
'aku yakin kamu bisa berubah, aku tahu jati dirimu tidak bisa dirubah, tapi  pasti bisa jadi lebih baik, dan aku akan menemanimu memperbaiki itu', jawab Luna.

        Aku hanya bisa terdiam.

'kamu tahu lelaki yg kemarin?, tanya Luna.
'Hm, lantas?', tanyaku. 'orang tua kami saling menjodohkan anaknya, dan aku tidak menutup kemungkinan akan jatuh cinta padanya dan menerima lamarannya', jawab Luna.
'ayolah bersaing, buktikan pada orang tuaku bahwa kamu lebih baik!'.

       Lagi-lagi aku hanya terdiam, hembusan angin malam menusuk kalbu. Namun lega rasanya mendengar pernyataan bahwa Luna juga mencintaiku. Ku akhiri malam ini, ku antar Luna pulang. Senyum manisnya memberiku semangat untukn berubah sedikit lebih baik.

      Terdiam aku dalam kehampaan malam, hawa dingin menembus nadir membuyarkan paradigma tentang cinta. Aku tak mengerti. Pesan singkat dari Luna membuyarkan kehampaanku.

     'Langit adalah sebuah kitab yg menyimpan berjuta rahasia, dan kita termasuk di dalamnya. Semua sudah tersusun rapi, sistematis, dan bergerak seiring waktu berjalan. Mungkin bagi mereka kau adalah yang  patut dipertanyakan, tapi  bagiku kau adalah jawaban. Tanpa mencoba melangkah kau tidak akan pernah tahu dimana kau akan sampai. Aku akan selalu ada disampingmu dan akan selalu menunggumu   membawaku menemanimu menghabiskan sisa waktu'

      Semakin tersudut aku dalam ruang, namun ada sedikit nyala cahaya dalam kegelapan. Aku terdiam, terbawa angan untuk  berubah menjadi lebih bermakna.

Pencarian Terakhir (cerpen bagian 3)
Sebelah mataku yg mampu melihat.
Bercak adalah sebuah warna-warna mempesona.
Membaur suara dibawanya kegetiran.
Begitu asing terdengar.
Sebelah mataku yg mempelajari.
Gelombang kan mengisi seluruh ruang tubuhku.
Terbentuk dari sel akut dan diabetes adalah sebuah proses yg alami.
Tapi sebelah mataku yg lain menyadari gelap adalah teman setia dari waktu-waktu yg hilang. Sepanjang perjalanan pulang kuputar lagu itu berulang-ulang. Ada suatu makna tersendiri bagiku, entah maknanya apa tapi  yang jelas lagu itu memberikan sedikit ketenangan dalam kegalauan jiwa ini.
cukup rapi dan terawat, persinggahan terakhir seluas 2x1m itu di tumbuhi rumput yang bagus.Aku teringat akan semua kenangan bersamanya, mulai dari hal positif dan hal negatif yang lebih mendominasi.Tak terasa Cuaca hari ini cukup bersahabat, sesampainya di tanah kelahiran aku mengunjungi makam Rian, sudah hampir 5 tahun Rian pergi, kuliahku sudah hampir selesai, kenangan sebuah persahabatan bersama Rian masih tersimpan rapi di dalam benak. Sekitar 30 menit aku berada di makam Rian, ketika aku hendak pulang, datang seorang wanita yang mengunjungi makam Rian.
Widi, teman  SMA aku dan Rian, sekaligus wanita yang paling Rian sayang setelah ibunya, namun naas Rian beulm sempat menyatakan perasaannya kepada Widi karena Widi sudah berpasangan dan Rian sangat anti mengganggu hubungan orang. Aku pamit pulang lebih dulu kepada Widi, dan sengaja ku biarkan Widi dan Rian berdua walau hanya sebuah nisan yg terpampang.   
Ku putar kembali kenangan di ingatanku yang mulai rusak ketika pertama kali masuk SMA, seluruh siswa baru upacara penutupan masa orientasi di lapangan dan disela upacara ada penyematan penghargaan kepada siswa-siswi yang masuk dengan nem tertinggi. Rian berbisik kepadaku,
'siswi yang dapat penghargaan itu dari smp mana?'.
'tak tahu, memang kenapa?', jawabku singkat.
'CANTIK', jawab Rian lebih singkat tapi  penuh arti.  
Setelah upacara selesai seluruh siswa di bubarkan, aku duduk di taman sekolah menikmati dan membayangkan indahnya mulai besok aku belajar sebagai predikat anak SMA.

Tiba-tiba Rian menepukku dan berkata, 'namanya WIDI!'
'Widi siapa?', jawabku bingung. 'itu siswi yg nem nya tertinggi tadi', jawab Rian seperti baru menemukan jawaban teka-teki silang.'ohh suka kau sama Widi?', tanyaku pada Rian. 'tak tahulah', jawab Rian tetapi senyum-senyum seperti nomer togel yang dia pasang tembus.
'ayo pulang!', ajakku kepada Rian.
'ke samping dulu seperti biasa', ajak Rian.
'siap!', jawabku. Baru 1 minggu sekolah kami langsung menemukan tempat strategis untuk  melepas penatnya otak dari belenggu huruf dan angka. Setelah selesai kami pulang ke rumah masing-masing. Sejak hari itulah Rian mendedikasikan cintanya hanya untuk Widi walau harus menunggu tanpa batas waktu yg belum di tentukan. Entah ini yang  dinamakan bodoh, tolol, atau setia? Entahlah aku tak mengerti tentang cinta.
Butir embun pagi membasahi jendela kamarku, tampaknya embun pun kini sudah sangat terkontaminasi, butiran beningnya seperti tertutup belenggu hitam kehidupan ini. Sambil melepas kejenuhan di kamar kadang aku tertawa sendiri ketika teringat masa-masa SMA, Terbayang lagi saat aku dan Rian di panggil ke ruang konseling. Aku dan Rian tak jarang disebut pasangan homo, tapi  bagi mereka yang berpikir positif dan berakal sehat menyebut kami sahabat yang sesungguhnya.      
 Rian lebih eksis dariku, dia lebih mudah berbaur. Eksistensi Rian keluar-masuk BK di bayar lunas ketika dia memperoleh jumlah nilai terbesar atau dengan kata lain juara umum. Tapi Ikisahnya dalam hal percintaan tidak seindah ketika dia menjadi juara umum. Keluarganya hancur berantakan, kesepian yang dia rasakan tak jarang dia gambarkan melalui goresan-gosenan pena yang membentuk untaian kata-kata indah.
Dan ketika sudah tak bisa mengelak dari kegalauan tak jarang Rian mengajakku menghabiskan waktu dengan minuman berkadar alkohol 40-43% hanya untuk  sekedar melepas penat yang membelenggu jiwa. Kami memang peminum tapi  bukan pemabuk walaupun sering kami minum sampai mabuk.
Liburan semester ini memang sengaja aku memutuskan pulang ke rumah dan ku tingalkan kamar kost yang tak pernah rapi, penuh botol dan abu rokok. Dulu kamar ini yang jadi saksi ketidakwarasanku, 2 tahun lebih aku menjadi seorang pesakitan atau pecandu narkoba. Gejala adiksi atau yg lebih akrab dengan sebutan sakaw tak jarang membuatku membenturkan kepala pada dinding kamar. Seandainya Rian tak bisa meyakinkanku bahwa aku bisa lebih baik tanpa drugs, mungkin aku sudah mati over dosis atau mendekam di panti rehabilitasi. Maka dari itu, saat aku tahu Rian memakai drugs, aku marah karena Rian lah yg pernah berkata padaku bahwa drugs tidak akan memecahkan suatu masalah. Tapi  sungguh tragis, Rian menghadap sang ilahi dalam dekapan drugs.

Sebenarnya liburan kali ini aku ingin benar-benar istirahat. Rehat dari dunia dan meninggalkan setumpuk masalah yang ada. Tapi ternyata setumpuk masalah datang tanpa basa-basi. Pesan  singkat dari Luna meremukkan hatiku dan menenggelamkannya ke jurang tanpa dasar. Luna akan ditunangkan dengan lelaki pilihan orang tuanya. Mimpi burukku menjadi kenyataan. Aku dan Luna memang menjalin hubungan, tapi  kami tak berkomitmen untuk berpacaran karena baik aku maupun Luna tidak mau sakit hati dalam sandiwara percintaan yang diberi judul 'pacaran', kami hanya saling mengisi hati dalam menjalani hari-hari satu sama lain. Tetapi orang tua Luna tidak pernah merestui hubungan kami. Menurut kabar dari Luna, akhir liburan ini pertunangan itu dilaksanakan. 
Luna tidak bisa menolak, karena Luna pun pernah bercerita bahwa lelaki itu sangat baik dan peduli padanya dan hati Luna mulai bisa merasa nyaman bersama lelaki lain selain aku. Aku tak bisa mencegah itu, aku hanya ingin Luna bahagia. Tapi hati kecilku tak bisa memendam air mata  ku untuk  keluar. Dalam penatnya kejenuhan, ku arungi mimpi untuk  menghapus impian bisa bersama Luna selamanya. Pagi menyingkap tabir, aku pamit pagi-pagi kepada orang tuaku untuk  kembali ke kota kembang.
Hanya perasaan remuk yang ada, berbatang-batang iblis putih menemani kegalauanku sepanjang perjalanan. Sesampainya, langsung aku ke tempat kost lalu ku temui Luna di kampus.
Luna duduk di taman tempat biasa kami mengulur waktu dengan canda dan tawa. Aku terdiam, membisu seperti patung. Sekian detik aku dan Luna saling diam.

'maaf', Luna mengawali sebuah percakapan.
'untuk apa?', jawabku.
'untuk semua kebaikan yang telah kamu beri dan ajarkan padaku tetapi aku tidak bisa membalas semua itu, dan untuk waktumu yang telah terbuang sia-sia karena menunggu keluargaku menerimamu', jawab Luna.
'sudahlah, mungkin memang begini rangkaian kehidupan ciptaan sang ilahi untuk kita', jawabku sok bijaksana.
'tapi kamu pasti sakit hati', jawab Luna.
'biarkan sakit hati ini menjadi warna bahagia bagimu', jawabku dengan segala rasa sedih yang ada.
'aku harus pulang, Andre sudah menunggu di gerbang kampus', kata Luna.
'oh, namanya Andre? Ya sudah pulanglah, kasihan dia sudah menunggu', jawabku. Langkah kaki Luna mengakhiri percakapan itu, tetapi mengawali kehancuran jiwaku. Manis dan getir bercampur menjadi satu. Dahan pohon yg bergoyang, daun yang berguguran seolah menyanyikan lagu tentang kisah cinta. Aku tak mau lama-lama berlarut dalam kesedihan itu. Aku bukan romeo dan Luna bukan juliet. Aku harus bisa menjalani hari seperti biasa. Tiba-tiba ada pesan singkat dari Luna.

'dalam keadaan putus asa, jagan mengulang kembali masa lalu yang sudah kamu simpan rapi itu' Sebuah pesan sarat makna, Luna tak ingin aku terbawa suasana yang membawaku pada drugs dalam mencari ketenangan.
 Malam makin larut, pagi hampir menyambut. Sudah seminggu aku tak berkomunikasi dengan Luna dan besok Luna akan bertunangan. Aku hanya terdiam dan tertawa. Mungkin aku bukan pemenang tapi aku juga tidak kalah, setidaknya Luna pernah memberiku kesempatan untuk  mengenalnya. Itu sudah cukup bagiku. Kunikmati malam yang tak berbintang, langit seakan ikut berkabung dan prihatin terhadap keadaanku.Pagi datang menyingsing.
Kusambut hari ini dengan semangat membara. Tinggal hitungan hari liburan berakhir dan hari ini tepat pertunangan Luna. Sebenarnya Luna mengundangku untuk datang, tapi aku memutuskan untuk menghindar. Sampai liburan ini berakhir, aku memutuskan pergi menikmati indahnya warna-warni kehidupan. Biasanya aku pulang ke rumah naik bis, tapi kali ini aku ingin nostalgia dalam gerbong kereta yang penuh segala macam carut marut kehidupan.
Sesampainya di stasiun tanah kelahiranku,
Niko, sahabatku dan Rian yang sudah lama tak jumpa karena dia pindah sekolah, menjemputku di stasiun. Mahasiswa filsafat ini ku ajak menemaniku menapaki rel kereta dari ujung pulau jawa bagian barat sampai ujung pulau jawa bagian timur. Cukup gila, dan terkesan buang-buang waktu, tapi inilah dulu yang aku, Rian, dan Niko lakukan saat mengawali liburan sekolah.'aku kira setelah berpisah sekian lama kau sudah waras', ejek Niko padaku.'aku merindukan masa-masa kita dahulu, karena itu ku ajak kau nostalgia', jawabku.
'seandainya Rian masih ada, mungkin dia punya ide caranya nostalgia yang lebih gila', jawab Niko sambil tertawa.    
Tidak lama setelah itu, aku dan Niko naik kereta memulai perjalanan. Hanya lewat pesan singkat kusampaikan ijin aku pergi ke luar kota dan permintaan maaf  karena tidak menyempatkan pulang ke rumah dahulu.
Sepanjang perjalanan, kunikmati suasana yang ada. Hembusan angin yang membelai mesra, suara angin yang lirih tapi merdu saat menyentuh dedaunan, cukup memberikan sedikit ketenangan pada jiwa kosongku. Kami saling bertukar cerita dan kuceritakan kejadian yang baru ku alami akhir-akhir ini.
 Dan perkataan mahasiswa filsafat ini cukup menyentuh dan memberikan hiburan pada hatiku.
Sekian lama perjalanan, gelandangan, pengemis, pedagang, dan lain sebagianya selalu setia menemani silih berganti. Niko sibuk merangkai kata-kata indah untuk materi skripsinya. Penumpang lain sibuk dengan barang bawaannya dan ada yg sibuk dengan mimpinya. Aku hanya terdiam, kulihat pemandangan alam sekitar, ku mencoba mengumpulkan kembali semangat yang selama ini punah. Waktu rehat yang cukup singkat ini ku gunakan sebaik mungkin. Dan aku mulai menemukan kembali mozaik-mozaik kehidupan baru yang siap ku susun. Aku tersadar, perasaan sakitnya hati karena cinta terhadap tambatan hati belum seberapa bila dibandingkan dengan perasaan sakit hatinya para pengemis dan gelandangan ini yang selalu dipandang sebelah mata oleh masyarakat. Tapi mereka menikmati keadaan itu, karena inilah yang tuhan berikan  untuk mereka. Mereka hanya bisa berusaha, selebihnya di serahkan kepada sang penggenggam jiwa.

Senja mulai datang sambut sang bulan. Suasana malam di gerbong kereta yang kotor dan bau segala macam aroma ini sungguh tak bisa dilukiskan. Tetapi yang pasti dari keadaan ini muncul buih-buih semangat menjalani hari-hari. Ku tutup lembaran kelam ini. Aku yakin Andre bisa membuat Luna bahagia.Lalu aku?
Aku tetaplah aku yang masih seperti dulu, hanya saja dengan semangat baru menatap dunia.
Malam makin sunyi, Niko sudah tertidur, penumpang yang lain pun sedang asik bermain dengan mimpinya masing-masing, para gelandangan dan pengemis pun menikmati mimpinya dalam gerbong ini. Kini yang terdengar hanya suara roda kereta diatas rel memecah kebisuan malam. Aku mulai memejamkan mata, dan besok pagi akan kusambut prolog sang mentari yang memanjakan bumi ini. Apa yang aku cari biarlah aku yang menemukan dalam pencarian terakhir ini.


Expedisi desa wayu






Dektektif Donat

Haloo.. nama gue risky , gue juga sering dipanggil boy entah itu panggilan karna gue laki atau muka gue mirik anj*** eh udahlah gak usah bahas yg gitu -___-.. nah disini gue akan bercerita tentang cerita buatan gw sendiri .

·         Dektektif donat
Pada suatu hari yg cerah , ada 4 murid smp yg lagi duduk ditaman dan salah satunya itu gue , disitu kita lagi nongkrong ,ngeliatin cheerleader yg lagi latihan itulah kegiatan kita setiap jam istirahat (eiitt itu bukanya karna gak ada uang buat jajan dikantin tapi itunsudah jadiciri khas kita), nah disitu gue lagi bosan banget .
‘woy gue bosen nih masa gini-gini terus !’ (bicara kesemua)
‘iyanih gue juga bosen’ (seru ditto teman terbaik gue)
‘gimana kita buat organisasi !’(didit , manusia 1000 pendapat)
Tapi hanya satu orang yg disitu yg gak bosen.. ibnu , itu manusia gak jelas banget hidupnya juga gak jelas,
‘woy..! nu lu ko diem terus ngajuin pendapat kek apa kek, diem mulu luh’ ditto dengan suara keibu-ibuanya yg kayak lagi marahin anaknya’
‘eh aku pergi dulu yah mau beli donat dadahh’ langsung pergi tanpa merasa ada masalah
Ibnu pergii beli donat’ dasar gendeng’ seru gue
Tingtongtingtongtingtong….’bel sekolah’
Dikelas gue sampe gak konsen belajar gara-gara mikirin pendapat si didi yg bikin organisasi, sampe dirumah pun masih mikirin itu kalo kita bikin organisasi anggotanya siapa semua ? kita ini aja disekolah udah dikucilkan entah karna kita cupu atau apa ?!, malamnya gue diajak ditto kerumahnya nonton film dekdetif depan bisa belakang bisa(film warkop), gue sempat mikir gimana kalo kita buka jasa dekdetif itu bisa menguntungkan dan kita bakalan terkenal disekolah. Belum sempta gue bicara dengan ditto ternyata dia udah nanya duluan,
‘ ki gimana kalo kita jadi dekdetif aja tuh kan keren !’ ditto
‘iya gue juga udah mikirin itu dari tadi’
‘oke besok kita bicarakan di sekolah di secret kita’ sokk cool
‘emang secret kita dimana ki ?’
‘ditaman lah mau dimana lagi’
‘njing gue kira dimana’
Keseokan harinya remaja itu saling bertukan pendapat bodohnya.
‘oke sekarang kita udah ngumpul semua’ gue sok jadi komandan
‘eh si ibnu belon datang’ ditto
‘eh iya tadi dia gue suruh beli donat buat kita makan disini’ didit dengan senyum penuh rahasia entah mungkin dia ada kelainan gitu
‘maaf yah aku tadi habis beli donat ‘ ibnu
‘oke sekarang kita harus buat sumpah dekdetif diatas donat ini’ komandan risky
Ikutin gue” sumpah komandan : 1. Akan menjadi dekdetif yg berdidikasi tinggi terhadap tugas
                                                2. akan mengerjakan tugas dengan baik dan tepat
            Sumpah dekdetif itupun jadi, mari makan donat.. disela makan donat ditto bertanya
            ‘nama organisasi apanih ‘ ditto
            Nah disitu mulai masuk nama-nama aneh yg menurut gue gak masuk akal banget itu dipake untuk sebuah organisasi ada dakocan,bekocan,takocan,fourlion, sampe ada yg bilang lady boy itu menurut gue pendapat terburuk nama dektektif dalam sejarah ke dektektif yg pernah ada ,  tapi usulan gue yg diambil DETEKTIF DONAT,.
Dini gue menulis seperti yg ada di novel bang dika marmut merah jambu
Risky :keahlian pintar
Oke mulai sekarang bisnis ini dibuka…

1minggu, belum ada misi yg masuk
2minggu, belum ada juga misi yg masuk
3minggu, belum ada juga misi yg masuk
Sempat gue berniat pengen bubarin ini organisasi, tapi suatu ketika pada jam 10.20 pagi . tiba-tiba ada seorang wanita yg bertanya kepada kita yg tampak kebingungan.
            ‘ eh nit lu kenapa ?’tanya gue ke nita anak kelas sebelah
            ‘gini ki buku diary gue hilang dikelas tadi pas gue pergi kekantin’
            ‘wahh buku diary yah, disitu pasti banyak privasi ’
            ‘lu bisa nolong gue ki, kan lu buka jasa dektektif kan ?’
            ‘iya lu tau dari mana ?’
            ‘satu sekolah semua sudah tau kali ki’
            ‘wahh hebat udah tau semua’
            ‘tolong gue yah ki, ntar gue bayar berapa pun’
            ‘yesssss !! akhirnya dapat objekan juga’ ngomong dalam hati )
            ‘oke ceban aja, gimana ?’ si didit lasung nyambung pembicaraan
            ‘oke sip ‘ nita
            ‘bego,tolol lu dit kenapa cuman ceban bego ! kan kita berempat pasti baginya cuman 1250’    dengan nada kesal
            Si didit cuman diem, yah tapi okelah enggak apa-apa biar gak dibayar pun juga gak apa-apa.
            Gue kerumah nita sorenya pengen bertanya ke dia.
            ‘nit terakhir lu tinggalin buku diary lu diamana ?’ dektektif risky
            ‘di tas ki, terus pas gue balik kekelas udah gak ada ki’
            ‘oke , temen terdekat lu yg pernah tau kalo lu punya buk diary siapa ?
            ‘hmmm.. si dini dia sahabat gue’
            ‘oke, dia akan menjadi tersangka pertama ‘
            ‘masa iya sih dia yg ngambil buku gue ki?’
            ‘mungkin saja , orang didunia jarang yg jujur nit’
            ‘tapi gue gak yakin kalo dia’
            ‘Oke gue mau pamit pulang dulu, makasi atas infonya nit’ sok cool lagi
            ‘iya ki sama-sama’
Sampe dirumah gue berpikir kalo dinilah pencurinya karna cuman dia yg tau kalo diary itu sering dibawa nita, ahhh sampe pusing gue mikirin itu mending tidur ajalah. Ke esokan harinya seperti biasa kumpul dikantor (taman) dan sperti biasa makan donat , disitu gue mulai berdiskusi tentang tugas misi kami.


Postingan berikutnya masih mau buat dulu hihihi :D

tend tong !!

HOLAA ini postingan pertama dan yang paling utama adalah tentang bagaimana nantinya blog ini akan saya jalankan. Banyak hal yang menjadi target dalam pengembangan blog ini. Terutama masalah trafik atau pengunjung blog ini. Namun semua itu juga nanti lihat situasi dan kondisi yang memungkinkan atau tidaknya dalam pengoptimasi setiap artikelnya. Maklum karena memang banyak hal yang harus saya lakukan dengan kegiatan offline yang semakin galau apabila banyak tugas yang diberikan oleh guru yang killer. 
Banyak hal yang ingin saya sampaikan kepada teman-teman semua, namun untuk saat ini mungkin baru pengenalan awal saja. Jadi mohon maaf apabila banyak kata yang kurang sopan. Akhir kata dari saya selaku admin blog ini mencoba untuk memberikan hal yang terbaik untuk anda semua 

Salam tampan dari saya untuk semua orang dan robot yang membaca artikel saya